Mengapa banyak orang menyukai
membicarakan keburukan atau kekurangan orang lain?
Penyebabnya adalah karena kita
terlatih untuk melihat, mengamati, mencatat dan mengingat keburukan atau
kekurangan orang lain sejak kita kecil.
Siapa yang melatihnya? Orang tua,
keluarga dan lingkungan kita lah yang melatih kita sehingga kita semua sangat
mahir dan piawai menemukan keburukan atau kekurangan orang lain. Amati saja
ketika kita atau teman kita menceritakan keburukan atau kekurangan orang lain.
Suara, intonansi, susunan katanya seakan-akan menunjukkan kita atau orang
tersebut sangat menguasai materi yang dibicarakannya.
Inget-inget deh, ketika kecil kita
diajarkan untuk tidak meniru perbuatan buruk yang suka dilakukan anak lain.
"Jangan mukul atau memecahkan
barang seperti si fulan ya nak, itu gak baik!".
"Jangan suka nangis kayak si
fulan ya nak, itu nggak baik"
Susunan kalimat yang orang tua ajarkan
atau ucapkan pada kita sepintas terkesan MULIA. Tetapi perhatikan deh, di balik
kalimat tersebut ada pembanding yang mengarahkan secara langsung ke anak lain.
Dan tanpa sadar orang tua kita sudah mengajarkan sesuatu yang sangat fatal pada
kita.
Apakah itu ? Perhatikan deh, secara
langsung kita sudah diajarkan untuk mengamati hal buruk anak lain untuk tidak
di tiru. Bertahun-tahun, berulang-ulang kita di doktrin seperti itu. Kita emang
diajarkan untuk tidak melakukan hal buruk, tetapi kita menjadi sangat terlatih
untuk menemukan keburukan atau kekurangan orang lain sebagai dampaknya.
Itulah mayoritas kita semua saat ini. Sangat
piawai dan sangaaaat terlatih mendeteksi keburukan atau kekurangan orang lain.
Mengechecknya gampang, bandingkan dengan kemampuan kita dalam menemukan
kebaikan seseorang deh. Kecepatan dan banyaknya informasi yg kita hasilkan
jauuuuuuuh bedanya. Kenapa? Karena kita tidak terlatih melihat atau menemukan
kebaikan orang lain.
Saat kita beranjak dewasa, mulailah
kehidupan sosialisasi menjadi salah satu kebutuhan kita. Kita butuh bergaul,
berteman dan berinteraksi dengan orang lain. Bergaul, berteman dan berinteraksi
dengan orang lain ini dilakukan dengan cara berkomunikasi.
Nah, saking terlatihnya kita dalam
menemukan informasi dan merekam segala keburukan dan kekurangan orang lain,
akhirnya memory di kepala kita penuh dengan data-data tersebut saat kita bergaul.
Nah, sekarang bayangkan saat kita
berinteraksi atau bersosialisasi ini kita kehabisan topik yang mesti di
bicarakan. Karena data-data keburukan orang lain sajalah yang tersisa di
memory, maka jadilah itu menjadi topik yg dibicarakan.
Saat membicarakan keburukan orang
lain, mentertawakannya, mengejeknya, mencelanya kita merasa sangat nyaman.
Mengapa? Karena cadangan atau referensi topiknya banyak sekali di memory kita
dan kita menguasai topik tersebut dengan sangat fasih. Hasilnya, pembicaraan
kita mengalir dengan sangat lancar.
Nah, dalam berkomunikasi kita
cenderung untuk berbicara mengenai hal-hal yang kita kuasai, yang referensinya
banyak kita miliki. Nah, ketika kita hobby dan selalu membicarakan keburukan
atau kekurangan orang lain, maka ini artinya data atau referensi di kepala kita
adanya cuman itu. Nggak ada referensi lain.
Perhatikan saja orang-orang di sekitar
kita yang hobby dan sangat menyukai ngobrolin keburukan atau kekurangan orang
lain. Mereka cenderung memiliki tingkat kecerdasan rendah. Referensinya
terbatas. Bahasa halusnya orang-orang ini sebenarnya bodoh. Karena hanya orang
bodoh, dungu dan ber IQ rendah saja yang kehabisan topik untuk dibicarakan.
Nah, lebih gilanya lagi. Orang bodoh,
dungu dan memiliki kecerdasan rendah ini kebanyakan justru merasa sangat cerdas,
merasa memiliki banyak informasi dan berpengetahuan luas dengan
informasi-informasi keburukan dan kekurangan orang lain yang di milikinya.
Saking bodohnya, orang yang suka
membicarakan keburukan dan kekurangan orang lain ini juga tidak pernah menyadari
dampak atau akibat dari keburukan yang dibicarakannya terhadap orang yang
mendengar dan orang yang dibicarakan keburukannya.
Si orang bodoh, dungu dan memiliki
kecerdasan rendah ini tidak tahu bahwa keburukan yang di bicarakannya akan
menambah referensi keburukan orang lain bagi yang mendengarkannya, membuat yang
mendengarkannya menjadi tidak suka, membuat yang mendengar dapat kehilangan
respect terhadap orang di bicarakan keburukannya dan lain sebagainya.
Si orang bodoh, dungu dan memiliki
kecerdasan rendah ini juga tidak tahu bahwa keburukan yang di sebarkannya jika
sampai di ketahui oleh orang yangg di bicarakan keburukannya, dapat membuat
orang yang di bicarakan tersebut merasa malu sehingga orang tersebut kesulitan
dalam bersosialisasi. Bahkan sering kita dengar berita, saking malunya
seseorang karena aib nya tersebar bahkan sampai bunuh diri. Atau mungkin saja
malah membuat orang yang dibicarakan keburukannya tersebut justru memicunya
menjadi semakin buruk.
Si orang bodoh, dungu dan memiliki
kecerdasan rendah ini karena saking dungunya gak pernah menyadari itu, sehingga
mereka cenderung terus melakukannya.
Menariknya lagi, manusia itu cenderung
untuk berada di lingkungan yang memiliki kesamaan. Jadi lingkungan si orang
bodoh, dungu dan memiliki kecerdasan rendah ini dapat dipastikan adalah
lingkungan yg berisikan orang-orang yg memiliki kesamaan. Yaitu sama-sama
bodoh, dungu dan memiliki kecerdasan rendah.
Yang mendengarkan dan menikmati
celotehan si orang bodoh, dungu dan memilikin kecerdasan rendah ini pastinya
sama saja. Kenapa? Karena dia membiarkan memory nya dipenuhi data-data
keburukan dan kekurangan orang lain yg di dengarnya.
Hanya orang bodoh, dungu dan memiliki
kecerdasan rendah saja yang membiarkan memory nya dipenuhi data keburukan dan
kekurangan orang lain.
Hanya orang bodoh, dungu dan memiliki
kecerdasan rendah saja yang tidak mengetahui bagaimana data atau informasi yang
ada di memory nya mampu membuat AKAL nya menghasilkan persepsi yang dapat
membuat dirinya tidak mampu melihat segala sesuatu apa adanya.
Nah.. si bodoh, dungu dan memiliki
kecerdasan rendah ini di sebutnya si tukang gunjing. Kenapa bergunjing itu di
larang kita sekarang sedikitnya punya gambaran akibat yang bisa dihasilkannya
baik terhadap diri kita, orang lain yang mendengar dan orang yang diceritakan
keburukannya. Artinya jika kita berbuat ghibah minimal sudah ada 3 semesta yang
kita kacaukan hanya dengan bercerita tentang keburukan dan kekurangan orang
lain.
Perilaku seperti ini adalah hal yang
sangat sulit dilakukan oleh orang-orang yang memang mengenal Sang Maha
Pencipta. Mengapa? Karena orang yang mengenal Sang Maha Pencipta bukanlah orang
yang bodoh, dungu dan memiliki kecerdasan rendah. Orang-orang yang mengenal
Sang Maha Pencipta adalah orang yang memiliki kecerdasan tinggi.
Mengenal Sang Maha Pencipta itu
membutuhkan kecerdasan kok. Lha untuk memahami dan mengenal ciptaan-Nya saja
butuh kecerdasan lho. Coba deh pahami dan kenali sebutir kerikil saja, untuk
bisa memahami bagaimana kerikil kecil itu bisa keras, padat, memiliki warna dan
sebagainya butuh kecerdasan. Kecerdasan hanya muncul pada orang yang tahu
bagaimana memanfaatkan AKAL nya secara maksimal. Orang yang mampu memanfaatkan
AKAL nya adalah orang yang mengenal dirinya sebagai manusia secara detail.
Lalu apa yang mesti kita lakukan? Isi
memory kita dengan data dan informasi yang dapat membantu kita untuk memahami
alam semesta ini. Mengapa? Karena tugas kita sebagai manusia adalah 'Menjaga
dan memelihara alam semesta'. Artinya yaaa kita mesti paham segala sesuatu yang
ada di alam semesta kita ini dong.
Bukankah lucu jika kita bilang bahwa
kita paham tugas kita sebagai manusia yaitu "menjaga dan memelihara alam
semesta" tetapi sedikitpun kita tidak tahu segala sesuatu yg ada di
sekitar kita?
Apa saja yang ada di sekitar kita atau
alam semesta kita? Banyaaaaaaak sekali. Lihat saja di sekitar kita. Lalu
tanyakan diri kita apakah kita tahu listrik yang kita pakai untuk mencharge hp
ini seperti apa? Apakah kita paham manusia lain yang ada di dekat kita itu apa?
Apakah kita paham pohon dan bunga yang ada di halaman kita itu apa?
Urut saja, ada banyak hal yang
seharusnya bisa kita isi ke memory kita. Dan jika kita melakukan ini, jangankan
membicarakan keburukan orang lain, di perlakukan buruk oleh orang lain saja
kita gak akan sempet untuk sakit hati atau marah deh...
Lalu bagaimana sikap kita jika ada
teman yang mengajak curhat atau membicarakan keburukan orang lain? TOLAKLAH
DENGAN TEGAS DAN PERLIHATKAN KETIDAKSUKAAN KITA.
Mengapa? Karena apa yang dilakukannya
tersebut akan menghancurkan kita, artinya sepantasnya lah jika kita menunjukkan
ketidaksukaan kita. Hal ini juga untuk memperlihatkan dan menyadarkan orang
tersebut bahwa yang dilakukannya tersebut sangat-sangat buruk.
Keburukan dan kekurangan orang lain
bukanlah bahan untuk disebarkan ke orang lain, tetapi justru itu adalah
pekerjaan bagi kita untuk memperbaikinya. Dan kita tentu saja harus menjaganya.
So, hindari segala perilaku dan tindakan yang dapat mengkebiri kemampuan AKAL
kita untuk dapat mengenal Sang Maha Pencipta.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
(KG)
sumber : KGers Community
“Kebanyakan mereka tidak mau mempelajari konsep dasar, yang notabene hanya bisa diperoleh dengan belajar (membaca) dan saya pikir seorang champ tidak akan melakukan sesuatu yang dilakukan banyak orang kan?” ~ KG
0 komentar:
Post a Comment