Para pelaku pasar pada dasarnya melakukan
transaksi-transaksi tersebut dikarenakan adanya “kebutuhan” atau “kepentingan”
tertentu terhadap transaksi yang dilakukannya.
Para pelaku pasar ini sangat banyak jumlahnya
dan tersebar di seluruh penjuru dunia. “kebutuhan” atau “kepentingan” yang
melandasi setiap pelaku pasar untuk melakukan transaksi bisa berbeda-beda dan
tergantung sepenuhnya pada masing-masing pelaku pasar tersebut, tetapi apapun
“kebutuhan” atau “kepentingan” para pelaku pasar ini maka keputusan transaksi
yang akan mereka lakukan hanya ada dua yaitu membeli mata uang tertentu atau
menjual mata uang yang dimilikinya melalui bank-bank yang memfasilitasi
transaksi-transaksi tersebut.
Bank-bank yang memfasilitasi
transaksi-transaksi pelaku pasar umumnya menggunakan nilai tukar yang mereka
tetapkan sendiri dan ini seringkali membuat terjadinya perbedaan nilai tukar
antara bank-bank tersebut, tetapi pada prakteknya selisih atau perbedaan nilai
tukar antara satu bank dan bank lainnya ini perbedaannya sangat tipis.
Tipisnya perbedaan nilai tukar pada bank-bank
tersebut sebetulnya lebih cenderung disebabkan oleh kebijakan pada
masing-masing bank, karena secara teknis bank-bank sebetulnya memiliki patokan
rate nilai tukar dari pialang-pialang besar seperti EBS, Reuters, CME,
Bloomberg, TradeBook dan lain sebagainya.
Pialang-pialang
besar ini fungsinya hanya seperti pasar yang mempertemukan bank-bank untuk
saling bertransaksi jual-beli valuta asing dengan rate nilai tukar yang telah
di hitung sedemikian rupa berdasarkan volume transaksi yang terjadi.
Pialang-pialang besar ini menggunakan “Sistem
komunikasi Elektronis” untuk menghitung rate nilai tukar dan memfasilitasi
bank-bank pesertanya untuk dapat bertransaksi dengan cepat dan efesien.
Jadi kalo saya gambarin pake flow chart kira
kira begini:
Traders == BROKERS == BANK == EBS,REUTERS,CME,BLOOMBERG etc
nah kalo ditilik tilik sebetulnya pelaku
pasar itu BANK.
Traders melewatkan transaksinya melalui
brokers dan brokers ke bank, hedge fund juga melalui bank.
EBS/REUTERS/BLOOMBERG/CME etc menghitung dan menentukan rate berdasarkan data
transaksi yang masuk dari bank-bank ke mereka.
Basic tadi itu gambaran proses transaksi dan
keluarnya rate lah, rate ini maksudnya angka harga yang sering kita plototin.
Bank bahkan EBS/REUTERS etc sendiri
sebetulnya sama kelimpungannya kayak kita untuk menentukan arah dan batas
pergerakan harga. Mereka juga gak tahu kemana harga akan bergerak dan sampai
dimana setelah saat ini, faktanya kalo mereka tahu berarti gak ada bank yang
bermain di valuta asing yang bangkrut harusnya kan? faktanya sekelas JP Morgan
saja limbung.
Para traders termasuk retail traders kayak
kita akhirnya menggunakan banyak cara dan pendekatan untuk dapat memprediksi
pergerakan harga ini.
Lahirlah berbagai macam teori, berbagai macam
konsep melalui pendekatan dari berbagai sudut pandang, dari situ kemudian
mereka membuat Trading system untuk membantu analisa mereka.
Pendekatan yang paling saya sukai untuk
menganalisa pergerakan harga adalah pendekatan dari sudut pandang pelaku pasar.
Mengapa? karena yang saya pahami pelaku pasar
inilah yang membuat harga bergerak. Jadi rasanya 'make sense' banget kalo
pendekatan yang saya pilih adalah dari sudut pandang pelaku pasar.
Pendekatan dari sudut pandang pelaku pasar
ini maksudnya adalah kita melihat pergerakan harga berdasarkan pola pikir
pelaku pasar.
Pelaku
pasar yang mana yg seharusnya kita amati dan perhatikan pola pikirnya? Bank.
Lalu apakah kita harus mengamati dan melihat
bagaimana pola pikir semua bank ini dalam menganalisa pergerakan harga? Ya
enggak lah.. bisa botak kepala.. heuheu.. (yg nyadurnya nyengir) Karena tiap
bank atau individu memiliki cara analisanya masing masing dan itu jumlahnya
banyak banget.
Lalu bagaimana? Paling bijaksananya saya
memilih untuk melihat data-data apa saja yang digunakan mereka untuk
menganalisa.
Wah datanya bisa macam macam dong kang?
hehehehehe ya kita gak akan liat semua
datanya secara rinci lah... cukup kita fokus pada data dasar yg mereka butuhkan
untuk analisa.
Apa saja
data dasar nya?
Hanya ada dua yaitu arah
dan batas, dimana batas disini lebih cenderung kepada pengertian
oversold atau overbough yg biasa digunakan para pelaku pasar tersebut.
nah PR nya adalah.....
Coba
cari bagaimana bank-bank ini menentukan arah dan batas oversold atau overbough
setiap hari nya...
Kang_Gun: semoga bermanfaat.
hehehehehehe itu aja deh
sumber
: kgforexworld.com
“Kebanyakan mereka tidak mau mempelajari konsep dasar, yang notabene hanya bisa diperoleh dengan belajar (membaca) dan saya pikir seorang champ tidak akan melakukan sesuatu yang dilakukan banyak orang kan?” ~ KG
0 komentar:
Post a Comment